Wednesday, April 27, 2016

tentang rindu yang menyesakkan dada dan hati yang belum menerima

Sayang, bagaimana kabarmu?
Masihkah ada diriku terlintas dipikiranmu?
Atau kini kamu sedang sibuk mencari penggantiku?
Ya, aku tahu kamu tidak bisa berlama-lama sendiri
Sudah adakah ia?
Jika ya, aku berharap kamu bisa memperlakukannya dengan baik
Bukan sebatas pelarianmu atau penghilang kebosananmu
Jangan sampai ada hati yang kamu permainkan lagi
Dadaku sesak setiap aku mengingatmu
Mungkin aku masih mencintaimu
Atau ini hanya bagian dari luka hatiku
Tetapi tenanglah, aku tak akan memintamu kembali
Tidak akan pernah.. kamu bisa pegang janjiku
Terkadang aku ingin menyapamu dan memulai obrolan kita kembali
Tapi sepertinya pintumu sudah tertutup rapat untukku
Atau itu hanya bagian dari keangkuhanmu?
Semua hanya perkara waktu
Aku yakin perlahan hati ini akan mampu menerima
Dan tak akan ada lagi dirimu dalam pikiranku
Teruslah berjalan, aku mungkin masih diam entah sampai kapan
Tetapi, aku berjanji pada semesta untuk berhenti mencintaimu
Kamu tak perlu khawatir akan hal itu, aku tak akan mengingkari janjiku
Untukmu yang sudah berjalan pergi meninggalkanku, bahagialah selalu :)

untuk yang pertama datang, tak bisakah menjadi yang terakhir juga?

"aku hanya akan meminta sekali, jika kamu tak mampu menyanggupinya, biarkan waktu yang mencukupinya"


Aku mencintaimu, tapi aku tak pernah berani untuk memperjuangkanmu
Kita bersahabat sejak lama, kita tumbuh bersama
dan kau selalu ada untukku
Wajarkan kalau aku memendam rasa?
Dengan menjadi sabahatmu, aku pikir itu sudah cukup untukku
Bisa tertawa bersamamu dan melakukan banyak hal denganmu
Apalagi yang harus ku perjuangkan? Rasa di dalam hati yang menginginkanmu lebih dari sahabat?
Atau mimpi-mimpiku untuk bisa disampingmu, menemanimu hingga kita tua nanti?
Aku mencintaimu sepenuhnya
Bukankah aku sudah pernah mengungkapkannya?
Dan kau pun tahu, lelaki yang menjadi cinta pertamaku adalah kamu
Perasaan ku terhadapmu mungkin tak bisa aku gambarkan seperti apa, tapi ini serius
Walau kamu selalu menganggapnya sebagai candaan
Apakah aku hanya membuang waktuku bermimpi indah tentang kita?
Mimpi yang ingin sekali aku wujudkan, tapi tak mungkin bisa terwujud jika kamu tak memberikannya jalan
Atau mungkin ini caramu untuk memberitahuku untuk berhenti bermimpi? dengan tak pernah memberiku jalan menujumu?
Hey, sudahlah! Jika memang kamu tak mengizinkannya,
biarkan waktu yang mencukupinya, aku tak akan memintamu menjadi milikku
Biarkan saja perasaan ini perlahan hilang dengan sendirinya
Tapi tolong, jangan pernah pergi dariku

"Dan kita masih sahabat kan?"